Penyu adalah kura-kura laut yang dapat
ditemukan di seluruh samudra di dunia. Menurut para ilmuwan, penyu merupakan
hewan tua yang sudah ada sejak zaman dinosaurus (sekitar 145 – 208 juta tahun
lalu). Sayangnya, semenjak berabad-abad maraknya perburuan ilegal dan konsumsi
telur penyu membuat keberadaan hewan ini terancam. Oleh karena itu sekarang
banyak digalakkan tempat konservasi penyu untuk menjaga kelestarian hewan
langka ini. Salah satunya adalah tempat konservasi penyu yang berada di
Pangumbahan, Sukabumi. Di sini merupakan tempat penetasan penyu paling terkenal
di pulau jawa dimana terdapat 9 titik penetasan penyu yang dikelola oleh BKSDA
(Balai Konsevasi Sumber Daya Alam) dan Dinas Kelautan dan Perikanan.
Untuk mengakses konservasi penyu pangumbahan
cukup menempuh perjalanan 20-30 menit dari pantai Cibuaya. Memasuki gerbang
Anda akan disambut auditorium dengan patung penyu yang besar yang menjadi
simbol dari konservasi ini. Di konservasi ini aktivitas paling menarik yang
dapat dinikmati wisatawan adalah menyaksikan pelepasan tukik, anak penyu. Ada 3
jenis penyu yang ditetaskan di sini yaitu jenis penyu lekang, kempi dan penyu
hijau. Namun saat ini hanya jenis penyu hijau saja yang diutamakan ditetaskan
di konservasi ini. Untuk menikmati momen pelepasan tukik ini cukup menyumbang 5
ribu rupiah saja.
Pelepasan tukik berlangsung mulai pukul 17.30
WIB Waktu ini dipilih karena pada waktu ini air laut sedang pasang dan juga
merupakan waktu yang tepat untuk membantu tukik menghindari predator seperti
burung dan hiu kecil. Setiap harinya ada sekitar 50 wisatawan yang mengunjungi
tempat konservasi ini baik lokal maupun mancanegara, kebanyakan dari mereka
memang untuk melihat dan ikut andil juga dalam momen pelepasan bayi penyu
tersebut. Puluhan atau ratusan tukik dilepas hampir setiap harinya. Jika Anda
ikut andil dalam pelepasan tukik ini Anda dapat berfoto ria unuk mengabadikan
momen langka tersebut.
Selain pelepasan tukik, yang biasa dicari-cari
oleh para wisatawan adalah menyaksikan kedatangan ibu penyu untuk bertelur di
pantai. Di pantai konservasi sepanjang kurang lebih 3 km ini hampir setiap
malamnya ada penyu yang datang untuk bertelur. Atas dasar tersebutlah pantai
ini menjadi spesial karena penyu hanya akan bertelur di tempat ia lahir. Penyu
pun sangat sensitif. Tidak boleh ada cahaya di pantai agar penyu yang ingin
bertelut tidak terganggu. Maka konservasi telah memiliki 6 pos untuk menjaga
pantai dan penyu beserta telurnya untuk kelestarian hewan langka ini. Bagi
wisatawan yang ingin menyaksikan kedatangan ibu penyu dan proses bertelur dapat
menghubungi pihak konservasi agar dapat diberitahu ketika ibu penyu mendarat
untuk bertelur.
Menurut informasi dari konservasi dikatakan
bahwa dari ratusan tukik yang dilepas ini kemungkinan hanya ada satu yang
selamat dan kembali lagi ke pantai tempat dia dilepaskan dikarenakan seleksi
alam ataupun karena pencemaran lingkungan yang merusak habitat penyu di laut.
Karena itulah penyu semakin langka. Semoga dengan menikmati keindahan penyu dan
menyadari keadaannya membuat semakin banyak dari kita yang menyadari bahwa
hewan langka ini sangat penting untuk dilestarikan.